Tugu Adipura

Tugu kebanggaan masyarakat Lampung, yang berada dipusat kota Bandar Lampung.

Bus Rapid Transit

Kendaraan umum yang beroprasi di Kota Bandar Lampung.

Teluk Kiluan Lampung

Ditempat ini kita dapat berwisata melihat sekelompok lumba-lumba yang berenang bebas di habitat aslinya.

Aneka Keripik Lampung

oleh-oleh khas Lampung yang menjadi incaran para wisatawan.

Tari Sembah

Tarian pembuka dalam rangkaian acara-acara resmi di Lampung.

Rabu, 29 Mei 2013

Tapis

1. Sejarah Tapis Lampung
Kain tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itu munculnya kain Tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunnya, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat.
Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain brokat yang disebut nampan (tampan) dan kain pelepai sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.
Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lain. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh taradisi Neolitikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia.
Masuknya agama Islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis. Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetap dipertahankan.
Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya mengembangkan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan zaman bahari sudah mulai berkembang sejak zaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500 - 1700 .

Sejarah tapis juga didapat dari Muhammad Ridho Pratama Putra (Dido Zulkarnaein). Menurut Muhammad Ridho Pratama Putra,yang melakukan penelitian terhadap Sejarah Tapis Masa Pra-Sejarah, berpendapat bahwa:
Sejarah Tapis Sejak Masa Pra-Sejarah
Sejarah mencatat bahwa masyarakat Lampung telah mengenal tenun Pelepai dan Nampan sejak abad ke-2 SM. (menurut Van der Hoop = sejarawan asal Belanda).
Sejarah juga mencatat bahwa Tapis Lampung telah disebutkan dalam prasasti Raja Balitung (Abad ke-9 M.) sebagai barang yang dihadiahkan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Tapis sejak jaman dahulu merupakan barang mahal, karena pada dasarnya barang yang dihadiahkan adalah barang yg memiliki nilai-nilai tertentu. Bersamaan pada abad tersebut kain songket telah berkembang di lingkungan Kerajaan Sriwijaya, dimana kain songket telah ada sejak jaman Kerajaan Malayu (Abad ke-5 M).
Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak dagang dengan bangsa China sebagai penemu benang emas sejak Masa Sebelum Masehi.
Sejarah mencatat pula, bahwa Bangsa Lampung telah melakukan kontak dagang dengan Bangsa China sejak Abad ke-5 M, ketika Kerajaan P'o-Huang (dapat dieja "Bawang" yang berarti Rawa dalam Bahasa Lampung) mengirimkan utusannya ke Negeri China pada Tahun 449 M. dengan membawa Upeti dan 41 jenis barang dari P'o-Huang yang diperdagangkan ke China (kitab Liu Sung Shu, 420-479 M.). Bahkan berdasarkan temuan keramik China masa Dinasti Han (203-220 M), mengindikasikan bahwa perdagangan antara Bangsa Lampung Kuno dengan China telah berlangsung sejak awal Abad Ke-3 M.
Penggunaan benang emas dan kapas dalam tradisi tenun Lampung merupakan kelanjutan dari teradisi menenun sejak jaman Perunggu atau Perundagian (antara 3000 - 1500 SM). Ini dapat dilihat dari ragam motif pada kain-kain tapis kuno, kain inuh dan kain bidak yang bergaya Neolitikum, seperti: pucuk rebung, meander, manusia, pohon hayat, sulur, binatang dll. Yang juga terdapat pada nekara dan bejana perunggu, serta pecahan-pecahan gerabah Neolitikum.
Sebelum mengenal kapas dari bangsa China dan India, masyarakat Lampung seperti juga masyarakat purba lainnya di dunia telah memanfaatkan kulit kayu (kulit kayu tangkil), serat pisang, serat pandan, dll. untuk dipintal menjadi benang sebagai bahan dasar kain tenun.
Untuk masyarakat Lampung, penggunaan benang emas, benang perak dan kaca merupakan kelanjutan dari tradisi prasejarah, dimana pada masa itu masyarakat Lampung purba menghiasi kain tenun mereka dengan menempelkan atau menyulam benda-benda yang dianggap berharga atau memilki kekuatan magis seperti manik-manik, kulit kerang, kepingan logam (perunggu), maupun sulaman benang / serat-serat berwarna terang, hal ini mungkin berkaitan dengan status sosial masyarakat pada masa itu, dimana semakin semarak ragam hias pakaian atau kain tenun tersebut, maka semakin tinggi pula status sosialnya. Sisa-sisa tradisi ini masih dapat kita temui dalam kain tapis kuno, kain inuh, kain bidak, maupun pada tradisi manik-manik Lampung seperti pada lakkai (wadah seserahan, terbuat dari anyaman bambu atau rotan) dan peleppai manik-manik maupun pada benda-benda peniggalan budaya lainnya.
Setelah kontak dagang dengan Bangsa China dan India terjadi, maka mulailah mereka mengenal penggunaan kapas dan menghiasinya dengan barang-barang impor seperti benang emas, benang perak, benang sutera alam, dan kaca. Dan banyak mengalami perkembangan motif seiring dengan perubahan jaman sampai masuknya pengaruh Islam yang sangat besar, dan semakin menambah kekayaan ragam hias dan jenis dari kain tapis Lampung itu sendiri.

Namun kini, dari dua ratusan motif dan jenis kain tapis yang dahulu pernah ada, saat ini tidak lebih dari tiga puluh motif dan jenis saja yang masih dikenal dan diproduksi, bahkan diantaranya kini terancam hilang dan nyaris punah. Hal ini dikarenakan rumitnya pengerjaan dan lamanya waktu proses pembuatan yang dibutuhkan untuk memproduksi satu jenis kain. Mengingat jenis kain ini tidak bisa diproduksi dengan mesin.
Selain dari kurangnya kepedulian masyarakat pada keberadaan tapis-tapis kuno, juga akibat dari perburuan besar-besaran terhadap kain-kain langka tersebut oleh orang-orang asing.
Catatan: 
1. Umumnya kerajaan-kerajaan yang dicatat oleh bangsa China dalam kitab sejarahnya adalah kerajaan-kerajaan besar.
2. Kain peleppai disebut juga kain kapal karena motif utamanya berupa kapal arwah, yang berisikan arwah leluhur (kepercayaan jaman batu), namun baru pada jaman Islam kapal itu dianggap kapal atau bahtera Nabi Nuh, karena dalam Islam tidak mengenal istilah kapal arwah.

2. Jenis Tapis Berdasarkan Asal Daerah
  • Tapis Lampung dari Pesisir
Tapis Inuh
Tapis Cucuk Andak
Tapis Semaka
Tapis Kuning
Tapis Cukkil
Tapis Jinggu

  • Tapis lampung dari Pubian Telu Suku
Tapis Jung Sarat
Tapis Balak
Tapis Laut Linau
Tapis Raja Medal
Tapis Pucuk Rebung
Tapis Cucuk Handak
Tapis Tuho
Tapis Sasap
Tapis Lawok Silung
Tapis Lawok Handak

  • Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan
Tapis Jung Sarat
Tapis Balak
Tapis Pucuk Rebung
Tapis Halom/Gabo
Tapis Kaca
Tapis Kuning
Tapis Lawok Halom
Tapis Tuha
Tapis Raja Medal
Tapis Lawok Silung
  • Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak
Tapis Dewosano
Tapis Limar Sekebar
Tapis Ratu Tulang Bawang
Tapis Bintang Perak
Tapis Limar Tunggal
Tapis Sasab
Tapis Kilap Turki
Tapis Jung Sarat
Tapis Kaco Mato di Lem
Tapis Kibang
Tapis Cukkil
Tapis Cucuk Sutero
  • Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego
Tapis Rajo Tunggal
Tapis Lawet Andak
Tapis Lawet Silung
Tapis Lawet Linau
Tapis Jung Sarat
Tapis Raja Medal
Tapis Nyelem di Laut Timbul di Gunung
Tapis Cucuk Andak
Tapis Balak
Tapis Pucuk Rebung
Tapis Cucuk Semako
Tapis Tuho
Tapis Cucuk Agheng
Tapis Gajah Mekhem
Tapis Sasap
Tapis Kuning
Tapis Kaco
Tapis Serdadu Baris

Tari Sembah

Tari sembah Sigeh Penguten adalah tari tradisional indonesia yang berasal dari propinsi lampung. Tarian ini pada awalnya bernama tari sembah. Namun terlah begitu banyak jenis tarian sembah, maka untuk membedakannya kemudian di bakukan menjadi tari Sigeh Penguten. Namun pada perjalanannya akhirnya di kenal dengan istilah tari sembah sigeh penguten.

Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat budaya lampung yang berasal dari suku Pepadun. Semula tarian ini di persembahkan  untuk menyambut kedatangan para raja dan tamu-tamu istimewa. Sebagai cara menunjukan keramahan dan penghormatan. Mungkin karena hal ini kemudian tari sembah sigeh penguten identik sebagai tari penyambutan. Selain diperagakan diupacara-upacara adat serta upacara penyambutan tamu agung, tari sembah juga sering di peragakan di acara pernikahan adat Lampung, fungsinya tetap sama yaitu sebagai upacara penyambutan untuk para tamu ytari sigeh pengutenang hadir di acara tersebut.

Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah Sigeh penguten dalam setiap penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat lampung. Terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari. Busana yang dikenakanoleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.

Busana dan Atribut tari sembah Sigeh Penguten. Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat tradisional lampung yang di segala aspek menonjolkan seni budaya lampung. Terutama pada busana dan atribut yang dikenakannya ada ciri lampung yang khas. Seperti siger dan tanggai ataupun kain tapis yang dikenakan para penari. Semua khas lampung dan hanya ada di daerah Lampung.

Busana dan atribut yang dikenakan oleh para penari tari sembah sigeh penguten antara lain adalah:

1. Busana yang dikenakan oleh para penari tari sembah sigeh penguten terdiri dari:

  • Sesapur adalah baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit). Baju ini digunakan sebagai baju atasan para penari.
  • Kain tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis bermotif sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana (Dewo sanaw). Kain tapis ini biasanya di gunakan oleh para wanita saat upacara Begawi. Kain ini digunakan sebagai baju bawahan para penari.
2. Atribut yang dikenakan oleh para penari tapi sembah sigeh penguten antara lain adalah:
mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.

Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. ikat pinggang bulu serti dikenakan diatas pending.
Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif yang digantungkan di leher sebatas dada.

Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada sesapur,tepatnya di bagian atas perut.

Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.

Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.

Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.

Mahkota Siger adalah mahkota berbentuk seperti tanduk yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota  kecil yang mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari bahan kuningan.

Iringan Musik

Tari sembah di iringi dengan lantunan Alat Musik khas adat lampung, seorang penari tari sembah terdiri dari beberapa orang wanita yang mengenakan kain tapis dan mahkota siger , dan Para penari di Rias menggunakan kuku palsu sehingga terlihat lentik,   yang mana ada satu dari penari (pemimpin tari) yang membawa sebuah kotak kecil yang bisanya di isi permen / daun sirih atau / r.o.k.o.k yang akan di berikan kepada para tamu .

Pantai Krui Lampung Barat

Pantai Tanjung Setia, salah satu kawasan pantai di Krui, dijagokan para peselancar kelas dunia. Pantai ini memiliki karakteristik gelombang yang tinggi dan panjang. Tak heran jika Rita Pirez, juara selancar delapan kali tingkat dunia asal Portugal, tertarik berselancar ke sini. Dia sekaligus menjadi alasan banyaknya bule Portugal yang mengunjungi kawasan ini. Bulan Juli hingga Oktober adalah musim kunjungan paling ramai.


“Bahkan, ada lho bule yang mau booking camp ini selama 6 bulan. Ia ambil cuti setahun hanya demi kesenangannya berselancar,” ungkap Farid. 


    “Tapi, mereka tidak mau menginformasikan Krui ini ke dunia cyber. Mereka ingin mengisolasi Krui agar tidak banyak orang datang ke sini. Biar tempatnya tidak se-crowded Bali,” tambah lelaki kurus yang juga lihai meliuk-liuk di atas papan selancar ini.


    Kawasan pesisir Lampung Barat ini memang surga bagi peselancar. Jangkauan kawasan selancarnya sampai 50 kilometer yang terbagi ke dalam 14 titik selancar. Penamaan titik-titik selancar ini pun berbau asing karena memang diberikan oleh bule-bule tersebut. Ada Honeysmack, Jenis, Helomister (1), Osana, Pipeline, The Pig, dan lain-lain. Untuk warga lokal sendiri, mereka lebih akrab dengan nama Pantai Tanjung Setia, Way Jambu, Mandiri, Way Redak, Labuhan Jukung, dan Pugung.


    Bagi peselancar pemula, ketinggian gelombang di Krui ini tentu menjadi momok tersendiri. “Bahkan, dalam setahun, korban gara-gara gelombang besar bisa dua sampai tiga orang,” ungkap Farid. Sayang sekali, keselamatan para peselancar ini belum bisa dijamin optimal dikarenakan tidak adanya coast guard (pengawas pantai).  


    Namun, bagi Anda yang sedang belajar selancar, tidak perlu gusar. Ada titik yang aman untuk belajar, yakni Pantai Labuhan Jukung. Bule menyebut kawasan ini sebagai Krui Left.


    Untuk membuktikan itu, Farid pun tak segan-segan untuk mengajari kami bermain selancar di Labuhan Jukung. Kami tidak menggunakan papan selancar yang biasa Anda lihat. Tapi, kami memakai body surf. Posisi badan pemakainya tidak berdiri di atas papan selancar, tapi cukup menempelkan badannya.


    Dengan beberapa teknik dasar berselancar yang ia ajarkan pada kami, sore itu pun kami langsung mencoba. Sebagai pemula, saya merasa berselancar itu tidak mudah. Hal yang wajar, tentu saja. Kendati ombaknya cukup bersahabat, namun berkali-kali saya tergulung. Untung karangnya tidak tajam sehingga saya bisa menghindar dari goresannya.


    Apakah kami takut? Tidak juga. Justru, saya, Abner, dan Bang david ketagihan. Kami berganti-ganti latihan. Abner, rekan saya asal Papua, bahkan menikmati pengalaman baru itu hingga matahari terbenam sempurna.Pengalaman indah yang tak terlupakan. Terlebih Farid mengajari dan memfasilitasi kami semuanya dengan cuma-cuma.  


Catatan:
Bagi Anda yang ingin ke Krui untuk belajar atau menambah pengalaman berselancar, bisa mengikuti rute di bawah ini.

Jakarta – Liwa – Krui

Jalur Darat: Dari Terminal Kalideres, Tangerang, naik bus Krui Putra jurusan Jakarta – Liwa – Krui. Atau dari Terminal Kalideres naik bus menuju Terminal Rajabasa, Bandar Lampung. Dari Rajabasa naik bus jurusan Liwa.


Jalur Udara: Dari Bandara Soekarno Hatta naik pesawat menuju Bandara Radin Intan II, Bandar Lampung. Dari sana bisa mencarter mobil travel (banyak berjejer di halaman parkir bandara) menuju Liwa atau menuju Terminal Rajabasa dahulu yang kemudian disambung naik bus jurusan Liwa.


Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat. Telp (+62)728-21248 atau e-mail: parbud_lambar@yahoo.co.id








News Pemilihan Muli Meghanai

SJACHROEDIN ZP : “pemilihan Muli Mekhanai ini sudah sangat mendesak, karena saat ini sedang menghadapi 3 event pariwisata besar”
BANDARLAMPUNG (01/07) Pemilihan Muli –Mekhanai hendaknya tidak saja berhenti sebatas adu kontes saja, namun terus berlanjut hingga para Muli dan Mekhanai yang terpilih diharapkan dapat menjadi duta pemerintah Provinsi lampung untuk memperkenalkan ke daerah lain, khususnya sebagai Duta pariwisata.
Gubernur Lampung SJACHROEDIN ZP usai menerima finalis Muli Mekhani Lampung di café siger Bumi Kedaton batu putu hari ini (01/07) juga mengatakan, pemilihan Muli Mekhanai ini sudah sangat mendesak, karena saat ini sedang menghadapi 3 event pariwisata besar, Festival Krakatau, Sumatra Development Summit dan Lampung Fair.
Namun demikian, lanjut Gubernur, Peran Muli mekhanai ini jangan sampai hanya berhenti pada kepentingan seremonial saja, namun diperdayakan pada event lain yang bersifat insidentil atau bahkan dikirim ke daerah lain seperti Jogjakarta mengikuti Festival atau ke taman Mini Indonesia Indah –TMII- sebagai duta , untuk menjual wisata Lampung.
Pada bagian lain, SJACHROEDIN ZP juga mengatakan, di Lampung kaya akan tempat wisata, seperti wana wisata atau wisata hutan, wisata bahari seperti Teluk kiluan dengan ikan Lumba-Lumba-nya   dibuat satu paket  dengan Wisata alam ke anak gunung Krakatau
Gubernur mencontohkan, naik gajah di Bali wisatawan harus membayar 100 dollar Amerika, Lampung yang memiliki pusat pelatihan gajah mengapa tidak bisa, menjual potensi ini ke wisatawan mancanegara, dan Muli mekhanai sebagai duta wisata berperan untuk menjualnya ke daerah

Kaos Lampung

seperti kota-kota besar yang lain, Lampung juga memiliki kaos khas lampung. Bukan hanya sekedar kaos yang menampilkan tulisan lampung, aksara lampung maupun yang khas dari Provinsi Lampung, akan tetapi lebih dari itu KaosLampung.com menampilkan sisi lain dari budaya masyarakat lampung serta sejarah tradisi Lampung yang sangat urgen. Bukan sekedar mengetahui  akan tetapi mengamalkan serta memaknai nilai-nilai luhur kebudayaan Lampung.

"waleu kawos Lampung" klik untuk info lebih lengkap


Wira Garden

Keluarga, Group, Karyawan Dapat berwisata diwira Garden dengan suasana alam yg masih asri, disediakan sarana out bond, memancing, bermain disungai yg selalu mengalir selama 24 jam. Disediakan pula cotage- cotage sebagai sarana untuk beristirahat maupun berakhir pekan..


Tampak Depan

Sarana Sungai

RC Ofroad Contest 




Krakatoa

1. Krakatoa



Tampilan Krakatoa




Tarian Lampung

Tari Sembah

<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/BRb-DLlLg5o" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Tari Bedana
<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/-M2a8EqsYB0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Fasilitas Umum di Bandar Lampung

A. Daftar Hotel di Lampung
1
Novotel
Jl. Gatot Subroto No. 4
0721 – 477999
2
Sheraton
Jl. Wolter Monginsidi No. 175
0721 – 486666
3
Bukit Randu
Jl. Kamboja No. 1-2A, Kb. Jeruk
0721 – 241 333
4
Sahid
Jl. Kom. Yos Sudarso No. 294
0721 – 488 888
5
Marcopolo
Jl. Dr. Susilo No. 4
0721 – 262511
6
Arinas
Jl. Radin Inten No. 35
0721 – 266778 
7
Grand Anugerah
Jl. Radin Inten  No. 132
0721 – 266999
8
Amalia
Jl. Radin Inten No. 55/199
0721 – 250555
9
Widara Asri
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 97
0721 – 484368/ 487829
10
Arnes
Jl. Cut Nyak Dien No. 20

0721 – 263339

11
Nusantara
Jl. Soekarno Hatta, Sukabumi – By Pass

0721 – 709995

12
Andalas
Jl. Radin Inten No. 89

0721 – 261494

13
Andalas Permai
Jl. Brigjend. S. Parman No. 43
0721 – 242650
14
Kurnia Dua
Jl. Radin Inten No. 75
0721 – 252905
15
Grande
Jl. Radin Inten No. 77
0721-261448
16
Kurnia Perdana
Jl. Radin Inten No. 144
0721 – 262030
17
Hanum
Jl. Radin Inten No. 110
0721 – 260026
18
Anugerah
Jl. Jend. A. Yani
0721 – 251000
19
Nusa Indah
Jl. Radin Inten No. 132
0721 – 265242


Sheraton Hotel Lampung
Bukit Randu 

Novotel Hotel Lampung

B. Trans Bandar Lampung

Trans Bandar Lampung, moda transportasi massa modern dengan konsep BRT (Bus Rapid Transit) kini hadir di Kota Bandar Lampung sebagai satu solusi mengatasi permasalahan transportasi di perkotaan.

Dengan dukungan sumber daya murni dari pihak swasta, Trans Bandar Lampung saat ini telah melayani koridor dengan rute :
NORUTE KORIDOR BRT
1.Rajabasa – Sukaraja
2.Korpri – Sukaraja
3.Kemiling – Sukaraja
4.Tanjungkarang – Ir. Sutami
5.Rajabasa – Citra Garden
6.Panjang – Citra Garden
7. 
8. 
9. 
10. 

C, Info Rumah Sakit di Bandar Lampung

1
(0721) 702455 / 703312
2
RS DKT Bandar Lampung
(0721) 703574
3
RS Advent Bandar Lampung
(0721) 703459
4
RS Imanuel
(0721) 704900
5
RS Graha Husada
(0721) 240000
6
RS Bhayangkara Polda Lampung
(0721) 706402
7
RS Pertamina Bintang Amin
(0721) 273601
8
RS Bumi Waras
(0721) 254589/263851
9
RS Urip Sumohardjo
(0721) 771313
10
RSUD A. Dadi Tjokrodipo
(0721) 470177













Selasa, 28 Mei 2013

Sejarah Tulang Bawang Barat

Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Tulang Bawang sendiri mempunyai luas wilayah ± 6.851,32 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 berjumlah 860.854 jiwa, terdiri atas 28 (dua puluh delapan) kecamatan. Kabupaten ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Dengan luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk seperti tersebut di atas, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kecamatan Lambu Kibang, Kecamatan Gunung Terang, Kecamatan Tumijajar, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kecamatan Gunung Agung, Kecamatan Way Kenanga, dan Kecamatan Pagar Dewa. Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki luas wilayah keseluruhan ± 1.201,00 km2 dengan jumlah penduduk ± 233.360 jiwa pada tahun 2006.

Kabupaten Tulang Bawang Barat diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat Di Provinsi Lampung tanggal 26 November 2008.